Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TRADISI PEMBUATAN KAIN SARUNG TENUN BIRA DAN KAJANG

 

Gambar hasil screenshoot google



Tradisi merupakan warisan turun-temurun yang diwariskan oleh nenek moyang kepada penerusnya untuk selalu dijaga dan jalankan. Tradisi juga menjadi identitas suatu daerah atau wilayah serta menjadi penanda yang membedakan antara wilayah atau daerah dengan wilayah atau daerah yang lainnya. Tradisi adalah bagian dari jati diri bangsa dan bernegara.Olehnya itu,tradisi harus dan tetap dilestarikan dengan pedoman sebagai kekayaan budaya bangsa dan negara.
Setiap wilayah di nusantara ini,pastilah memiliki adat dan budaya masing-masing yang berupa tradisi tiap daerah untuk tetap harus dijunjung dan dihormati. Tradisi yang berupa budaya di tiap daerah dengan wajah yang berbeda-beda adalah khasanah nusantara yang kaya. Salah satu adat budaya yang dinamakan tradisi pun juga dimiliki oleh sebuah wilayah yang ada di kabupaten bulukumba sulawesi-selatan, yakni Bira dan Kajang yang masih menjalankan tradisi pembuatan kain sarung tenun.
Kain adalah barang yang ditenun dari benang kapas, sedangkan Sarung adalah kain panjang yang dipertemukan kedua ujungnya, dengan cara dijahit serta dapat dipakai sebagai penutup badan atau anggota tubuh lainnya.

Masyarakat indonesia sudah tidak asing lagi dengan kain sarung, kain sarung juga merupakan budaya yang tersebar di kawasan asia tenggara,yakni ada kain sarung khas indonesai, kain sarung khas malaysia,   khas brunai darussalam, kain sarung ,thailan,kain sarung myanmar dan negara-negara asia tengggara lainnya.

Kebutuhan masyarakat menggunakan kain sarung biasanya digunakan dalam keperluan sebagai penutup badan. Namun sejalan berkembangnya zaman, kain sarung juga menjadi barang mewah dan bahkan kain sarung juga bisa dijadkan keperluan untuk suatu acara-acara yang mahal dan kain sarung dalam hal ini dijadikan produk mahal yang dipamerkan.

Tenun merupakan salah satu sarana seni terapan yang patut delestarikan. Tenun itu sendiri adalah suatu kegiatan manusia yang melakukan aktifitas menenun kain dari helaian benang pakan dan benang lungsi yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami yang didapatkan dari bahan alam.

Berbicara mengenai kain sarung, ada sebuah daerah di kabupaten bulukumba yang sudah sejak lama dari turuntemurun nenek moyang mereka melestarikan adat dan budaya pembuatan kain sarung tenun, yakni kain sarung tenun alami. Kain sarung tenun ini memiliki corak dan ciri khas tersendiri,baik dari segi bahan dan pembuatannya.

Tenunan kain sarung khas Bira kabupaten bulukumba menjadi sebuah budaya yang masih berjalan dan dilestarikan walau sudah semakin sedikit pelakunya. Tenunan kain sarung bira berbeda halnya dengan tenunan kain sarung yang dimiliki oleh suku kajang yang juga berada di kabpaten bulukumba. Tenunan kain sarung suku kajng memiliki ciri utama yakni berwarna hitam kebiru-biruan.hal ini disebabkan karena tenunan kain sarung suku bira menggunakan pewarnaannya dari bahan-bahan alami,yakni bahan yang didapatkan dari alam dengan menggunakan daur dan ramuan khusus untuk menciptakan tenunan kain sarung kajang yang berwarna tersebut.

Beda halnya tenunan kain sarung bira yang memiliki corak warna yang berupa garis horizontal walau terkadang ada juga melintang, namun pada umumnya ciri tenunan kain sarung bira menggunakan garis. Warna tenunan kain sarung bira juga bervariasi warnanya serta corak dan motifnya umumnya bermotif alam, baik itu motif bunga, garis, dll dan untuk sekarang ini,motif kain sarung tenun bira sudah mulai menggunakan motif kapal pinisi sebagai ciri khas tersendiri dan juga menggunakan kekuatan warna yang cerah.

Sama halnya dengan alat yang digunakan dalam menenun kain sarung,masyarakat penenun di Bira juga menggunkan alat yang seperti digunakan oleh masyarakat suku kajang dalm membuat kain sarung tenun. Proses menenun di Suku Kajang masih terbilang tradisional dengan alat tenun peninggalan nenek moyang yang terbuat dari kayu. Begitupun halnya para penenun kain di Bira juga masih ada yang menggunakan alat kayu yang tradisional dari nenek moyang mereka walau tak sebanyak atau tak sepadan dengan alat tenun dari suku kajang.

Masyarakat Kajang biasanya menenun di siring (bagian bawah) rumah. Begitupula para penenun bira juga melakukan aktifitas menenun juga biasanya di bawah kolong rumah panggung mereka. Kendati demikian, baik penenun bira dan sebagian penenun suku kajang  sekarang ini mereka sudah jarang menggunakan benang kapas, melainkan benang pabrikan yang diperoleh dari pasar.namun jika ada pemesanan khusus oleh konsumen, maka tak jarang juga para penenun baik suku kajang maupun penenun Bira menenun menggunakan bahan yang benar-benar alami (sesuai pemesanan) dalam membuat tenun kain sarung.namun estimasi pembuatan kain sarung pesanan tersebut akan memakan waktu yang lama, bisa sampai berbulan dengan motif dan bahan yang benar-benar asli alami dan bahkan menggunakan benag emas yang mana harga dari tenun kain sarung pesanan tersebut juga mahal, bisa mencapai 500-jutaan per kain sarung.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi tambahan literasi yang bagi kita semua tentang TRADISI PEMBUATAN KAIN SARUNG TENUN BIRA DAN KAJANG sehingga selalu dapat memiliki pemahaman akan budaya nusantara secara luasnya dan tentang adat dan istiadat serta tradisi  adat khususnya wilayah budaya yang ada di bulukumba.
Salam budaya dan tetap lestarikan alam raya dan adat istiadat demi kelangsungan umat manusia yang bermartabat,aamiin.


Posting Komentar untuk "TRADISI PEMBUATAN KAIN SARUNG TENUN BIRA DAN KAJANG"